Chrome Pointer

Sabtu, 30 Januari 2016

20 TAHUN


30 Januari 2016, tak teraso ambo sudah kepala dua, I dunno why-lah, tapi taun ini berbeda dari taun-taun sebelumnya. Di mana momen ini selalu terjadi ketika masa-masa sekolah dulu. Tapi sekarang tidak.

Dan yang paling bikin hari ini terasa beda adalah kamu, ya kamu, terima kasih ya kadonya. Aku suka kok.

Tak lupa seperti biasa kamu selalu menyertai kado-kadomu dengan surat. Ini dia penggalan yang paling aku suka dari surat kamu.

"Saat kita semakin bertambah usia dan dewasa dari waktu ke waktu, ada hal yang kita lupakan dari semua kebahagiaan itu, bahwa secara tidak sadar dengan bertambahnya usia kita, orangtua kita juga menjadi semakin tua, maka sudah seharusnya, saatnya dan waktunya kita membahagiakan mereka."
Sekali lagi terima kasih untuk semuanya, untuk kadonya, motivasinya, semangatnya. Semoga kelak aku bisa membalasnya.

Kamis, 28 Januari 2016

READING NOVELS IS MY HOBBY


I really like reading novels for several reasons. First, I like to read novels because I really like to read. I like to read novels that tell about a person's experiences, such as 99 Cahaya di Langit Eropa. In my opinion, 99 Cahaya di Langit Eropa is the most interesting novels ever I read. Second, I like to rea novels because when I read a novel I feel like gettimmg a new experience in my life. That could happen because I always try to be serious in reading novels. Third, I like this hobby because I believe that reading novel's can make me more mature. That's because I always take a lesson from a novel I've read. Finally, I like this hobby because this hobby can make me happy and not bored. So, these reasons make me really like reading novels.

Rabu, 27 Januari 2016

KAMU, KOLAM RENANG JUGA SENJA YANG MENYAKITKAN


Saat berenang tadi pikiranku tiba-tiba terbang ke masalalu. Masa di mana kamu masih jadi yang nomor satu. "Kalo kamu takut terus kamu nggak akan bisa berenang", ucapmu padaku dulu saat kita sama-sama berada di pinggir kolam sambil memainkan air. "Aku praktikin caranya ya. Dan ingat harus tenang. Perhatiin ya", timpalnya kemudian.

Kau mengajariku bagaimana caranya berenang kala itu. Kita seperti sepasang muda-mudi bahagia yang saling membahagiakan. Namun, beberapa bulan setelah itu kita berpisah. Yang dulu erat lalu terlepas sudah semua yang terikat. Katamu kita sudah tak sepaham. Katamu kita sudah tak mungkin dipertahankan.
Lalu dalam kesakithatian yang teramat dalam, beberapa hari kemudian aku memutuskan untuk pergi ke pantai. Di sana, sahabat perempuanku menatapku. Aku masih saja menatap laut. "Barangkali Tuhan sedang tidak ingin kamu mencintai orang lain. Agar kamu bisa mencintai dirimu lebih lama", ucapnya. Kemudian kami sama-sama diam. Membiarkan diri tenggelam dalam pikiran masing-masing, ketika sang mentari perlahan tenggelam dan suara burung camar samar-samar menghilang.

Ah, tiba-tiba aku teringat hal itu. Sudahlah. Terkadang kenangan itu harus dibuang.

Selasa, 26 Januari 2016

PIKIRKANLAH LAGI


Sebelum semuanya terlalu dlm, pikirkan lagi bila ingin bertahan denganku, jika rasanya setengah hati, biarlah aku berlalu. Aku mencintaimu. Dan ini bukan hal yg mudah bagimu. Kamu akan melalui banyak hal sebab kucintai. Pikiran-pikiran yang aneh. Pekerjaan dan kegiatan yang menyita waktuku. Pola hidup dan hal-hal yang sering kuhadapi. Apakah kau bersedia bertahan demi semua itu? Demi impian dan banget banyaknya mimpi-mimpiku.

Aku tak punya banyak waktu untuk menyediakan temu dalam ruang rindu. Akan jarang sekali menyediakan waktu penuh kehangatan untuk sekedar melepas kerinduan.

Bagiku, ada beberapa hal yang memang harus kuperjuangkan. Kau tahu sejatuh apa aku di hari lalu sebab terlalu dalam mencintai. Itu alasan yg cukup untuk berhati-hati menitipkan hati. Kau tidak tahu telah sejauh mana aku mengumpulkan serpihan hati hingga menjadi utuh seperti saat ini. Akankah kau mampu mengerti, atau bersediakah kau berbesar hati, jika kau jadi hal kedua setelah impian dan pekerjaanku untuk beberapa waktu ke depan. Sebab, aku benci ditinggalkan oleh alasan yang dibuat-buatkan.

'Dalam gerimis pagi bulan Januari'

Cawang, 21 Januari 2016

Senin, 25 Januari 2016

CERITA PRAKTIK INDUSTRI: "ALHAMDULILLAH!"


Pengen cerita ah..

Hari ini merupakan salah satu hari tersibuk gue di kantor. Di tengah keheningan karena sedang sibuk mengerjakan pekerjaan, pembimbing perusahaan gue nyeletuk "Kamu jadi staff aja deh Ri. Kamu udah siap kerja banget." gue cuma diem, gak menjawab. Dalam hati, gua mengamini semua ucapan dia.

Setelah ucapan itu terlontar, seketika gue langsung seneng, pokoknya campuraduk deh.

Ketika jam istirahat, untuk pertama kalinya gue duduk sebelahan sama pembimbing gue sendiri saat makan. Biasanya staff gabung dengan staff dan anak magang gabung dengan anak magang. Seketika gue langsung agak canggung. Entah, bedalah rasanya. Terus pembimbing gua nyeletuk lagi "Kalo saya punya perusahaan nih ri, saya pengen kamu jadi sekretaris saya. Kamu mau gak jadi sekretaris saya?" gue hanya terdiam, sesuatu yang aneh tengah menimpa gue.

"Mau dong Bu, semoga Ibu cepet-cepet punya perusahaan yah. Aamiin." jawab gue sambil menahan grogi.
Dan kesimpulannya, hari ini gue ngerasa seneng banget. Setidaknya gue tau penilaian orang ke gue gimana.

Ya Rabb, semoga hamba tak besar kepala. Terus berusaha, terus belajar, dan yang terpenting terus ada di jalan yang Engkau ridhai. Aamiin..

Minggu, 24 Januari 2016

THE REASON WHY I'M PROUD WITH MY FAMILY


There're several reasons why I'm proud with my family. First, my family is a family that is very simple but a lot to teach me about the meaning of life. They told me to be able to appreciate other people, because with it we can live wherever we are. Second, my family is a family that strongly believes in the importance of an education even though my father never felt the school, but he believes about it. "Education is the best way to change our destiny", my father said to me. He always said like that when I started to get bored with all. He always tried to give the best education for his children even though he was only a small workshop owners. Third, my family never requested anything from me. They give great confidence to me and I promise to keep it very well. Finally, my family is everything to me. They teach me the meaning of life, the importance of education and give me great confidence to be able to develop myself.

Sabtu, 23 Januari 2016

THE MEANING OF MY NAME

Today, I'd like to explain about the meaning of my name. Why? It's because I believe that each name is unique. My parents named me 'Ari Ramdhani'. Whe I asked my mom why she gave this name, she replied "that's very simplest name, hopefully his son will be a simple person".

The word 'Ari' comes from the hebrew language. It means 'Lions of God'. In the sundanese language, the word 'Ari' was defined as 'If'. While the word 'Ramdhani' comes from Arabic language. 'Ramdhani' was one of the months on islamic calender. So, 'Ari Ramdhani' means Lion of God who was born in the month of Ramadhan.

Jumat, 22 Januari 2016

MENYOAL LAPORAN


Saya sedikit sewot dengan mereka yang membuat laporan dengan tidak sepenuh hati, bahkan cenderung asal-asalan. Bukan bermaksud menyepelekan laporan, tetapi jika laporan dikerjakan dengan sepenuh hati dan penuh keseriusan, laporan akan menjadi mudah secara perlahan.

Awalnya mungkin sulit karena memang mengawali bukanlah perkara mudah. Namun, kesulitan tidak akan menjadi sulit pabila kita sadar dan mau belajar dari kesulitan yang kita dapatkan.

Setiap kita memang tak memiliki kemampuan yang sama, maka dari itu berhentilah mengeluh. Tak semuanya akan berjalan mulus.

Kamu mungkin pernah merasa 'kebakaran' ketika laporanmu dicoret paksa oleh tinta merah sang pemeriksa. Tapi, dapatkanlah ilmu dari coretan itu. Jangan ulangi kesalahan yang sama. Periksalah! bacalah! bila perlu berulang-ulang, karena yang berulang-ulang diperiksa saja belum tentu benar, apalagi yang hanya diperiksa ala kadarnya.

Bijaklah, kita takkan mendapati kesulitan jika kita berjuang lebih daripada apa yang kita ekspektasikan.

Kamis, 21 Januari 2016

LEUWI LIEUK DAN KEBERSALAHAN


Jejak kaki kita memang memilih jalannya masing-masing, namun aku senang, kali ini kita bisa melangkah pada jalan yang sama meskipun aku juga tahu, ini cara yang salah karena masing-masing kita sudah memiliki sepotong hati yang lain. #leuwilieuk

Entah mengapa aku menyukai perjalanan kita yang satu ini. Aku tak mau munafik dengan menyangkal ini semua karena kehadiranmu. Ya, dengan tegas aku katakan. Itu semua karena kehadiranmu.

Tak pernah kuberpikir kita akan menghabiskan setengah dari pada hari itu bersama. Kau tak pernah mengatakan kau akan ikut. Aku juga tak pernah mengajakmu secara langsung. Bukan tak mau. Aku malu.

Keikutsertaanmu membuatku tersenyum lebar dalam hati. Namun aku tutupi dengan kekonyolan-kekonyolan yang kulakukan. Ini bukti bahwa aku tak ingin kamu tahu, bahwa sebenarnya masih engkaulah yang sampai saat ini bertahta di hati.
Sebenarnya mood-ku sedang tak beres saat menulis ini, tapi aku selalu mencoba mengeluarkan bagian terbaik dalam diriku, jika itu untuk kamu. Maaf jika ini terkesan berlebihan.

Aku paham, kita salah. Ah tidak! tepatnya aku yang salah. Karena kita tak sepantasnya menikmati momen-momen ini. Kau akan melukai seorang lelaki yang kau percayai sepenuh hati. Aku juga akan melukai seorang wanita yang telah mempercayaiku melebihi nafasnya sendiri.

Aku salah. Maafkan aku. Karena aku juga manusia. Rasa tak bisa berkata bohong. Sakit pun tak bisa tertolong.

Sekarang, teruntuk kamu. Pengisi relung hati yang paling aku sanjung di antara milyaran umat manusia. Aku meminta maaf untuk sebuah sakit yang kuberi. Kau boleh tak memaafkanku lalu meninggalkanku. Karena aku bersalah.

Rabu, 20 Januari 2016

AMBILAH BAGIANMU


Setiap pilihan memiliki banyak sekali ujung. Seperti dimensi bangun ruang, di mana ada atas, bawah, depan belakang, kanan, kiri, belum lagi sudut yang tak terkenali dan tak terejawantahkan oleh hati.  Setiap kita pasti akan memasuki sudut atau ujung yang berbeda. Meskipun umat manusia jumlahnya milyaran. Kesamaan yang identik mustahil terjadi di suatu titik.

Maka dari itu mulailah berjalan memilih bagianmu sendiri, jalanmu sendiri, tanpa ada tali mati yang kasat mata mengikat kamu dengan hal yang akan menjauhkanmu dari impian yang kamu sematkan pada doa di sepertiga malam.

Terkadang, sebuah komitmen dengan seseorang memang perlu di bangun, tapi bangun pulalah keyakinan pada hatimu, bahwa semua telah Tuhan gariskan. Bukankah tak ada satu daunpun yang luput dari kuasa sang maha pemilik hidup?

Berpikirlah sejenak sendirian, terkadang manusia memang berada di titik lelah dan ia perlu bermuhasabah. Semoga petuah ini bermanfaat.

Selasa, 19 Januari 2016

ISLAM DI KARIBIA DIKAGUMI KARENA ETOS KERJANYA


Masyarakat Karibia memilih Islam karena agama ini mengajarkan keseimbangan hidup dunia akhirat.

Kepulauan Karibia meliputi sekitar 19 negara kecil, seperti Guyana, Trinidad dan Tobago, Suriname, dan lainnya. Kawasan ini cukup terkenal di seantero dunia karena keindahan alamnya. Tak mengherankan jika Karibia menjadi salah satu tujuan wisata paling populer.

Setiap tahun, para turis asal Amerika dan Eropa berkunjung ke sana untuk menikmati wisata pantai dan laut. Efeknya, masyarakat lokal dapat menarik keuntungan cukup besar dari industri pariwisata ini.

Di antara penduduk setempat, terdapat pula komunitas Muslim yang telah tinggal di Karibia sejak lama. Jumlah mereka pun cukup besar sehingga turut memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang pemuka agama setempat, al-Hajj Naseer Ahmad Khan, mengatakan, saat ini umat Islam sudah berintegrasi dalam berbagai profesi. ''Saya kira, masa depan kami akan sangat cerah,'' paparnya.

Ahmad Khan, yang juga ketua Islamic Missionaries Guild International, sebuah lembaga keagamaan yang berkedudukan di Guyana, menjelaskan, jumlah umat Islam di kepulauan Karibia mencapai sekitar 400 ribu jiwa. Mereka tersebar di sejumlah negara di kawasan ini, yakni Barbados, Grenada, Dominika, Pueto Rico, Kepulauan Virgin, dan Jamaika.

Konsentrasi terbesar umat Islam berada di Guyana dengan populasi mencapai 120 ribu jiwa. Adapun di Trinidad dan Tobago serta Guyana masing-masing terdapat sekitar 100 ribu jiwa.

Meski begitu, di Trinidad-lah pusat keislaman kawasan ini, bahkan kerap menggelar kegiatan berskala internasional. Pangeran Arab Saudi, Muhammad ibn Faisal, misalnya, pernah datang ke Trinidad untuk menghadiri sebuah perhelatan konferensi dakwah. Di negara ini, terdapat sekitar 85 masjid.

Trinidad dan Tobago terletak di bagian selatan Karibia. Negara ini memiliki aneka ragam budaya dari masyarakat yang multikultural yang dilingkupi sikap tenggang rasa, pembauran agama, dan kebudayaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.

Selain Islam, dua agama terbesar lainnya adalah Kristen dan Hindu. Negara kepulauan yang pada awalnya diduduki oleh bangsa Spanyol, Inggris, dan Prancis ini amat kuat dipengaruhi sejarah perbudakan dan kuli kontrak. Keduanya memberi sumbangan terbesar bagi keragaman budaya di Trinidad.

Adalah dua orang tokoh agama, yaitu Nizam Mohammed yang merupakan mantan politikus serta Noor Mohammed Hassanali yang gencar menyosialisasikan dan menyebarkan agama Islam. Kiprah mereka dalam berdakwah di masjid-masjid telah membangkitkan ghirah (semangat) keislaman di kalangan komunitas Muslim.

Tahun lalu, keduanya dipercaya memberikan khotbah Idul Fitri. Ribuan umat Islam (diperkirakan mencapai 4 ribu orang) memenuhi lapangan besar di Jean Pierre Cultural Complex di Port-of-Spain. ''Muslim di Trinidad, kendati tidak terlampau besar, sangat terorganisasi,'' ungkap Imtiaz Ali (32 tahun), seorang Muslim Trinidad.

Negara ini, sambungnya, terbagi menjadi dua generasi umat Islam. Pertama, yang masih memegang teguh tradisi. Mereka dikatakan sulit menerima Islam yang dinamis. Sedangkan, kelompok kedua adalah generasi muda Muslim.''Tahun sebelumnya, ada sekitar 100 orang dari Trinidad yang menunaikan ibadah haji ke Makkah dan sebagian besar berasal dari generasi muda,'' ungkap Ali.

Kontribusi umat
Dari mana asal usul umat Islam di Karibia? Ali, Naseer Ahmad Khan, dan lainnya merupakan keturunan Muslim yang berasal dari sebuah provinsi di India, Uttar Pradesh.

Nenek moyang mereka itu pertama kali tiba di kawasan ini sekitar tahun 1845. ''Yang membawanya adalah para tuan tanah setempat. Orang-orang Islam dijanjikan kesejahteraan dengan memperoleh tanah. Tapi, janji tinggal janji, akhirnya banyak yang meninggal karena menderita,'' imbuh Ali.

Di sana, para imigran ini dipekerjakan di perkebunan tebu dan tembakau dengan memakai sistem imbal tenaga. Sejak perbudakan dihapuskan di seluruh wilayah jajahan Inggris, tuan tanah menerapkan sistem itu. Pekerja tersebut tidak menerima upah sebagai konsekuensi pembayaran utang-utang mereka dan biaya perjalanan.

Karena terus dipaksa bekerja keras setiap hari, banyak pekerja Muslim asal India ini yang tak sempat mencatatkan atau menuliskan riwayat mereka serta tempat tinggal sebelumnya. ''Kini, kita menjadi tidak tahu apa pun tentang asal usul kita di India,'' kata Nizam Mohammed.

Mohammed (46 tahun), lulusan sekolah tinggi di London, mengaku sama sekali tidak mengetahui apakah nenek moyangnya termasuk di antara pendatang Islam pertama dari India yang menumpangi kapal Fatel Razeck.

Dia hanya mengenal nama kedua buyutnya, yakni Kallam Meah dan Rajeem Meah. Setelah bekerja selama lima tahun memenuhi sistem imbal tenaga, Kallam melanjutkan bekerja di perkebunan kopi dan cokelat, sedangkan Rajeem memilih profesi sebagai penjahit.

Selain imigran dari India, ada lagi komunitas Muslim yang berasal dari Afrika. Mereka merupakan Suku Mandingo, suku asli Afrika Barat. Merekalah pemeluk Islam pertama yang datang ke Trinidad, tepatnya pada tahun 1777. Ketika itu, orang-orang Afrika ini dipekerjakan di perkebunan tebu sebagai budak.

Hingga tahun 1802, jumlah mereka telah mencapai 20 ribu jiwa. Tahun 1830-an, orang Islam asal Afrika ini menetap di Port of Spain. Kebanyakan tidak bisa baca tulis, namun terorganisasi berkat peran Muhammad Beth, yang telah membeli kebebasannya dari perbudakan. Mereka tetap mempertahankan agamanya, bergiat di banyak bidang, dan secara berkala kembali ke kampung halaman di Senegal.

Lainnya adalah warga Muslim dari Timur Tengah, Indonesia, Pakistan, dan sebagainya. Sejarah mencatat, sebelum Trinidad menemukan sumur minyak pertamanya, ekonomi di wilayah itu telah maju pesat. Para pendatang Muslim dulunya menekuni bidang pertanian dan perdagangan.

''Saat ini, umat Muslim cukup berperan signifikan dalam kemajuan ekonomi,'' urai Mohammed. ''Banyak dari mereka berhasil mencapai posisi penting di sebuah perusahaan publik. Mereka juga selalu terlibat dalam bidang politik.''

Hal itu diamini oleh Perdana Menteri ANR Robinson. ''Umat Muslim terus memberikan kontribusi cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan. Hal ini tentu sangatlah membanggakan,'' jelasnya.

Pertumbuhan ekonomi terus dijaga. Walau harga minyak mentah dunia masih terus bergejolak, Trinidad tetap mampu mempertahankan pendapatan per kapita sebesar 6 ribu dolar AS, peringkat keempat tertinggi di kawasan barat Benua Amerika.

Tetap Giat Bekerja

Berbeda dengan Trinidad dan Tobago, kondisi negara Guyana justru banyak bergelut dengan perekonomian yang kurang menunjang. Ini sebagai akibat kebijakan ekonomi dari pemerintahan sebelumnya.

Pendapatan per kapitanya hanya 570 dolar AS sehingga menjadikannya negara termiskin ketiga di kawasan ini, setelah Haiti dan Bolivia. Sektor pariwisata di negara kecil ini juga kurang berkembang, ditambah lagi dengan harga tiga komoditas utama: beras, gula, dan baoksit, yang terus turun di pasaran dunia hingga menimbulkan inflasi. Nilai tukar uangnya pun semakin rendah.

Sebagai gambaran, jika tahun lalu satu dolar AS masih sekitar 4,25 dolar Guyana, kini nilainya sudah terjun ke 20 dolar Guyana per dolar AS.  Maka, tak heran, utang luar negeri jadi andalan pembiayaan. Kini, jumlahnya sudah mencapai 1 hingga 5 miliar dolar atau mendekati 1,875 dolar AS per kapita.

''Problem terbesar di Guyana kini adalah bagaimana membayar utang negara,'' papar Al-Haj Naseer Ahmad Khan. ''Tapi, setelah pergantian kepemimpinan, saya kira ada secercah harapan menuju kemajuan.'' Akibat situasi ini, segenap penduduk Guyana harus bekerja keras, termasuk kalangan komunitas Muslim yang jumlahnya sekitar 15 persen dari populasi penduduk sebesar 800 ribu jiwa.

Beratnya beban kehidupan tak menghalangi umat untuk bergiat ibadah. Masjid-masjid yang jumlahnya diperkirakan mencapai 133 unit di seluruh negeri tetap ramai dengan berbagai kegiatan, termasuk di Masjid Dar al-Salaam, terletak di Ibu Kota Georgetown.

Sejatinya, di Guyana, semua pemeluk agama menikmati kebebasan menjalankan ajaran agama masing-masing. Para pegawai pemerintah yang beragama Islam bahkan mendapat jatah istirahat dua jam setiap hari Jumat agar dapat menunaikan shalat Jumat.

Kondisi serupa juga ditemui di Suriname, sebuah negara yang lebih multietnis. Umat Muslim di sini kebanyakan adalah kalangan masyarakat kelas menengah bawah dan mereka bekerja di sektor pertanian. ''Muslim di sini mengandalkan kerja keras sendiri, sementara umat Kristen dan Hindu banyak mendapatkan dukungan dana dan moral dari berbagai organisasi di Belanda, Amerika Serikat, dan India,'' papar Dr Isaac Jamaludin, ketua Madjlies Moeslimien Suriname.

Pada akhirnya, ketekunan dan kegigihan umat Islam dalam bekerja memunculkan simpati dan ketertarikan dari warga kepulauan Karibia. Surat kabar El Nuevo Herald dalam satu laporannya menyebutkan, para penduduk kepulauan Karibia dalam beberapa tahun ini makin banyak yang beralih ke agama Islam.Sementara itu, harian Trinidad menyatakan alasan mengapa banyak warga memilih Islam antara lain karena tertarik dengan keseimbangan antara bekerja dan spiritualitas yang diajarkan Islam.

Mereka yang tadinya tidak punya pekerjaan, setelah masuk Islam, menjadi giat bekerja dan tidak lagi bermalas-malasan. Sebab, agama Islam mengajarkan bahwa orang-orang yang rajin bekerja akan mendapatkan balasan pahala yang besar. Hal ini berdampak pada makin meningkatnya standar kualitas kehidupan di kalangan masyarakat kepulauan Karibia.yus/taq


Source from: http://www.republika.co.id

Senin, 18 Januari 2016

YANG MAHA PEMURAH


1. Koruptor mencuri uang rakyat, pergi mereka ke Yunani lalu Turki. Pulang dari sana keluarganya sehat, makan sate tetap terasa enak.

2. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

3. Pejabat memperoleh gelar akademik dengan menyuap. Tapi kemudian masih dihargai di masyarakat. Masih pula berangkat ke Baitullah dengan undangan-Nya.

4. Seorang guru mengajar dengan gaji tak banyak. Berjalan kaki ia belasan kilometer agar mencapai sekolah tanpa atap. Tapi tengok bening matanya kala menatap anak-anak.

5. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

6. Seorang atheis meragukan Tuhan. Menyerang-Nya tanpa ampun dalam simposium-simposium filsafat. Di tengah jalan ia ditabrak, namun hanya mobilnya yang hancur. Ia masih selamat.

7. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

8. Seorang alim mati cepat-cepat. Di masa muda ketika ia rajin mengaji dan shalat. Namun ia tersenyum sejenak sebelum jadi mayat. Karena katanya, Tuhan rindu dan ingin memeluknya erat.

9. Merapi meletus memuntahkan wedhus gembel. Darinya rakyat banyak yang meninggal dan terbakar. Tapi tengok hasil dari muntahan vulkanik yang kelak bisa membuat anak cucu berpanen banyak.

10. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

11. Terbayang roti yang dimakan, lalu buang air besar tetap berbentuk roti yang baru saja dimakan.

12. Terbayang anggur yang diminum hingga memabukkan, buang air kecil masih berupa anggur yang bisa diminum. Dan masih jua memabukkan.

13. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

14. Manusia mencari-cari kepastian dan membuat rencana. Lalu semua sesuai dengan dugaan dan manusia itu senang. Namun Tuhan masih menyisakan ketidakpastian agar manusia penasaran. Yakni diri-Nya dan kematian.

15. Bunga tumbuh merekah, pohon menggugurkan dedaunan, anak tumbuh besar dan bicara melebihi kedua orangtuanya. Si anak sekolah dan mengerti arti cinta. Mampu mengungkapkannya dalam bahasa.

16. Penulis buntu merampungkan idenya. Ia jalan-jalan dan melihat kucing bermain dengan bayangan. Penulis kembali ke mejanya dan mendapat segudang pencerahan untuk dituangkan menjadi tulisan.

17. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

18. Memberi uang pada orang berarti membuang. Yang pelit terus saja berpendapat demikian. Lupa bahwa pundi-pundinya akan tetap penuh, jikasanya ia percaya bahwa orang yang menerima kerap menukar dengan kepuasan dan kebahagiaan.

19. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

20. Saya menulis ini seolah ingin meniru surat Ar-Rahman. Tapi begitu sulit dan tak terjangkau pikiran. Wajar karena yang satu kalam Tuhan, sedang yang ini nalar dangkal seorang insan.

21. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang engkau dustakan?

Source from: http://syarifmaulana.blogspot.co.id/

Minggu, 17 Januari 2016

RINDU KETELADANAN


Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kendati pun tidak memiliki nash secara khusus untuk konteks pelaksanaanny, akan tetapi bagi kita – kalangan besar kaum muslimin di Indonesia – menjadikan peringatan Maulid itu sebagai ajang syi’ar dan dakwah dengan memilih hari kelahiran Nabi SAW sebagi momentumnya.

Bahwa inti permasalahannya bukanlah di soal hari kelahiran itu, sebab yang namanya kelahiran seorang bayi adalah berada dalam fitrah yang sama, siapapun dia, sebagaimana penggalan hadits Nabi menyebutkan setiap (bayi) yang dilahirkan dari rahim ibunya adalah berada dalam keadaan yang fitrah/suci. Dan hari eklahiran itu tak lebih dari pertanda dimulainya sebuah fase hidup yang selanjutnya akan dia (masing-masing bayi) jalankan menapaki perjalanan panjang di lorong kehidupan duniawi dengan segala kemudahan dan kesulitannya.

Akan halnya maulid Nabi Muhammad SAW, yang diperingati bukanlah soal waktu yang menunjukkan kapan beliau dilahirkan, namun yang diperingati – yang jauh lebih penting dan mendasar – adalah pada sisi sosok Nabi dan konteks kenabiannya itu. Adapun tanggal 12 dan bulan Rabi’ul Awal hanyalah menunjukkan waktu yang “dipilih” sebagai momentum peringatannya. Itulah sebabnya sekitar bulan Rabi’ul Awal lazim pula mendapat sebutan sebagai “Bulan Maulid/Mulud”.

Sabtu, 16 Januari 2016

ARTI KEBERSYUKURAN DALAM KACAMATA SEORANG DUDI ADHA MALIK


Dari seorang teman yang kukenal di tempat ini aku belajar arti kebersyukuran yang lebih dalam dari yang pernah kuketahui selama ini. Dia seorang mahasiswa asal NHI Bandung bernama Dudi Adha Malik yang sangat teramat dewasa.

Menurut dia, "Bersyukur bukan hanya tentang lisan yang berkata hamdalah, tapi juga tentang bagaimana kita menyugestikan makna hamdalah itu ke lautem memory kita. Biarkan sugesti baik itu mengendap. Lalu dengan sendirinya, insyaallah dalam situasi apapun kita akan selalu bersyukur.

Kemudian jangan hanya sampai disitu. Bersyukur tak menyoal tentang lisan saja dan ingat saja. Juga tentang perbuatan. Cobalah untuk selalu sholat tepat waktu. Itu saja dulu. Anggap saja kita ini karyawan Tuhan. Jika kita selalu telat maka Tuhan akan memberi kita SP1, lalu SP2, malah kita bisa saja di PHK, iyakan? Kita juga tak mau bukan jika suatu saat kita memiliki usaha - aamiin - karyawan-karyawan kita datangnya selalu telat?

Nah, intinya posisikan diri kita pada posisi yang tidak enak dulu saat kita akan atau tidak melakukan suatu perkara. Maka, ketika kita diberi 'enak' nya kita tak mengeluh, kita akan bersyukur karena kita tahu bahwa ada yang lebih tidak enak dari ini walau mungkin kita memang tak merasakannya, tetapi hanya memikirkannya. Kekuatan sugesti itu ada kan?"

Aku hanya diam tertegun mendengar penuturannya seusai makan malam kemarin. Sungguh begitu dalam dan begitu menenangkan suasana. Sekali lagi Tuhan itu baik, sungguh baik. Ia sudah mengaruniaiku seorang teman yang dapat membuatku selalu belajar. Bukan lagi belajar ilmu dunia, tapi ilmu akhirat. Meskipun dia tak menyebutkan dalil apapun. Tapi sebenarnya dalil itu ada. Dia tahu, aku tak begitu suka dan aku pasti bosan. Dengan bercerita dia tahu, aku akan menyukainya. Cerdas. Dia sungguh mampu membaca apa yang tersirat di pikiranku meski aku belum lama berteman dengannya juga tak menyebutkannya.

Sekali lagi, Engkau teramat baik. Sungguh baik. Terima kasih ya Allah karena telah mengizinkan hamba mengenal sosok dewasa yang penuh pengajaran ini.

Jika Engkau berkenan, aku ingin lebih lama bisa mengenal dia. Aku ingin berubah ya Allah. Berilah aku banyak hikmah di balik pertemanan ini. Semoga Engkau berkenan.

Big hug..
Back sounds: Sepanjang Hidup - Maher Zein

SEJARAH SINGKAT HOTEL BIDAKARA JAKARTA





Hotel Bidakara Jakarta diresmikan sebagai hotel bintang empat pada tanggal 16 Desember 1998. Hotel ini terletak di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 71-73 Jakarta Selatan. Dalam pelaksanaan operasionalnya, Hotel Bumi Karsa Bidakara berada dibawah pengawasan PT Mekar Prana Indah (MPI) yang juga mempunyai beberapa unit usaha yang berlokasi di Kompleks Bidakara – Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 71-73, Pancoran Jakarta Selatan. Adapun unit usaha yang dimiliki oleh PT MPI antara lain perhotelan, pusdiklat, perkantoran, dan jasa umum.

Dengan berkembangnya kebutuhan akan ruang-ruang untuk pelatihan dan meeting maka unit Pusdiklat bergabung dengan unit Perhotelan sejak bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Desember 2009. Sedangkan pada awal Januari 2010, Hotel dengan unit Pusdiklat dan PT MPI akhirya berpisah kembali, adapun pemisahan tersebut unit Pusdiklat dikelola oleh PT MPI dan untuk unit Hotel dikelola oleh PT HBB (Hotel Bumikarsa Bidakara). Walaupun untuk unit Hotel sudah berpisah dan dikelola oleh PT HBB, untuk pengawasan tetap dilakukan oleh PT MPI karena PT HBB merupakan anak perusahaan dari PT MPI. 

Dalam perkembangannya, Hotel Bidakara Jakarta yang menempati tanah bekas perumahan karyawan Bank Indonesia dengan luas 45 hektar, tampil  sebagai salah satu Hotel dengan produk dan layanan yang inovatif, yaitu bernilai tambah yang mendukung kegiatan bisnis  dan konvensi berbagai institusi pemerintahan dan swasta yang keberadaannya memiliki akses yang kuat terhadap lokasi Hotel Bidakara Jakarta. Hotel Bidakara Jakarta adalah hotel MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) yang memiliki fasilitas kamar berjumlah 174, terdiri atas 145 kamar Deluxe, 15 kamar Executive, 11 kamar Junior Suite, 1 kamar Moderate Suite, dan 2 kamar Family Suite. Fasilitas lainnya berupa 4 Outlet Restoran, Room Service 24 jam, Laundry, Kolam Renang, Pusat Kebugaran, Concierge, Karaoke, Salon dan 18 Ruang Pertemuan yang keseluruhannya difasilitasi dengan layanan internet berkapasitas 1 Mbps. Kemudian selain dari pada itu, sebagai Hotel Bisnis dan Konvensi, citra Hotel Bidakara Jakarta tentunya lekat dengan keberadaan 2 Ballroom, yaitu Birawa Assembly Hall (berkapasitas hingga 3000 orang) dan Auditorium Binakarna (berkapasitas hingga 1200 orang).

-- Digunakan sebagai BAB II dalam Laporan Praktik Industri Bogor EduCARE Angkatan 18 --

Jumat, 15 Januari 2016

KREASI DAN INOVASI


Di dalam kehidupan bermasyarakat atau bermuamalah maka melakukan inivasi atau berkreasi sangat dianjurkan untuk dilakukan. Jika tidak ada inovasi dan kreasi, hidup kita sekarang tidak akan seperti ini, boleh jadi tidak akan banyak berbeda dengan kehidupan 1000 tahun silam. Inovasi dan kreasi umumnya bertujuan untuk mempermudah hidup lebih nyaman. Inovasi secara sederhana bisa diartikan dengan penemuan (baru) sedang kreasi adalah sesuatu yang ditambahkan pada penemuan itu. Misalnya ada penemuan mobil, kemudian pada mobil tersebut ditambahkan aksesoris supaya mobilnya bisa lebih nyaman dikendarai dan lebih indah dilihat.

Inovasi dan kreasi tersebut semestinya hanya terbatas pada kehidupan dunia saja tetapi sekarang ini sudah kebablasan, sehinga sudah menjalar kepada kehidupan beragama. Sementara dalam agama sudah ada ketentuan baku yang harus kita ikuti dan ketentuan itu berlaku sampai akhir zaman nanti, tidak boleh ada inovasi, kreasi atau revisi.

Kalau sebelumnya ada beebrapa orang yang berkreasi dalam melakukan ibadah kepada Alla, berkreasi dalam artian menampilkan sesuatu yang baru dalam pendekatan diri kepada Allah maka saat ini ada pula orang yang berkreasi di dalam seni membaca Al-Qur’an. Alasannya yaitu menghadirkan Al-Qur’an dalam nuansa keindonesiaan. Ditengarai seni baca Al-Qur’an dengan lagu yang dikumandangkan sejak dahulu sampai sekarang berbau budaya Arab.

Source from: Lembaran Dakwah IPERKAHRI – PHRI

Kamis, 14 Januari 2016

LANGGAM LAGU AL-QUR’AN


Ada hal menarik yang tertinggal di tahun 2015 silam, yaitu pembacaan ayat suci al-Qur’an dengan langgam jawa di Masjid Istiqlal. Setelah itu beredar pula di masyarakat video pembacaan Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 dengan irama seriosa. Hal ini menambah polemik yang terjadi di kalangan ummat Islam. Walaupun sudah ada hadits yang jelas dan tegas telah menyatakan bahwa dalam melagukan al-Qur’an kita itu mengikuti aturan yang baku seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits, masih ada saja saudara seiman yang menyelisihi hadits tersebut.

Mereka beralasan sepanjang dalam membaca Al-Qur’an tersebut dipenuhi  syarat-syaratnya, seperti benar tajwidnya, benar panjang pendeknya, bagus dan benar makhrajnya, maka membaca AL-Qur’an seperti itu boleh-boleh saja. Jika keadaan ini berlarut-larut, tidak ada orang yang mengingatkan, maka suatau waktu nanti dikhawatirkan ada orang yang coba-coba mendangdutkan Al-Qur’an, baca Al-Qur’an dengan irama jazz dan lain-lain. Karena mereka menganggap tidak ada syariat yang dilanggar. Sehingga suatu waktu nanti akan ada pula musabaqah Al-Qur’an tidak lagi diperlombakan mengikuti tujuh irama bacaan, tetapi akan melebar kepada irama-irama lain diluar itu.

Source from: Lembaran Dakwah IPERKAHRI – PHRI

Rabu, 13 Januari 2016

SOSOK PANUTAN KELUARGA


Oleh: Hannan Putra
Lembaran Dakwah IPERKAHRI – PHRI

Sebagai pemimpin Agama dan Ummat, Rasulullah sangat perhatian kepada keluarga

Sebelum bicara terlalu jauh dalam konsep berbangsa dan bernegara, kesuksesan sebenarnya diawali dari keluarga.

Inilah basis keberhasilan Rasulullah SAW, dalam memimpin Ummat yang dimulai dari keberhasilan dalam keluarga.

Rasulullah SAW, bersabda “yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik kepada keluargaku diantara kalian.” (HR Tirmidzi, Ibnu mAja, & Ibnu Hibban)

Dalam hadist yang disahihkan Al-Bani ini tergambar bagaimana Islam sangat memuliakan keluarga. Kendati Rasulullah SAW seorang kepala Negara, panglima perang dan pemimpin Ummat, beliau tetap bisa menjadi suami dan ayah terbaik bagi sembilan rumah tangganya.

Pembina PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) Ustadzah Dr. Aan Rohanah mengatakan, Rasulullah merupakan sosok suami sempurna yang mesti di tauladani. Sesibuk apapun aktivitas suami tak boleh luput memperhatikan keluarga. Sebagai penuturan Aisyah RA, rasulullah SAW. tak segan membantu pekerjaan rumah tangga. (HR. Bukhori)

“Selain imam atau pemimpin dalam keluarga Rasulullah menjadi pelindung, pengayom dan menunaikan hak-hak anggota keluarga dengan sempurna.” Jelas Ustadzah Aan.

Ustadzah Aan menerangkan, banyak sekali riwayat yang mengisahkan betapa lembutnya Rasulullah SAW memperlakukan istri-istri dan anak-anaknya. Tak pernah sekalipun ia mengasari baik dalam perkataan maupun perbuatan.

“Betapapun besarnya tanggung jawab beliau Rasulullah SAW diluar rumah sebagai pemimpin Ummat, itu tak mengurangi kelembutan dan kasih sayangnya dalam keluarga,” jelasnya.

“Bahkan, ketika Nabi sedang berbicara dengan tokoh-tokoh besar quraisy dalam berdakwah beliau rasululah SAW tak segan memangku, memeluk dan mencium cucu-cucunya, jarang didapati yang seperti ini dalam masyarakat sekarang,” katanya menambahkan.

Praktisi pendidikan keluarga, Ustadz Dr. Ahmad Sudrajat menambahkan setidaknya ada 4 modal dasar Rasulullah SAW yang menjadikannya figur suami dan ayah terbaik. Modal tersebut adalah sifat shiddiq (juju), amanah, fathanah, dan tabligh. Tabligh bukan hanya berarti menyampaikan, tetapi juga merupakan kemampuan berkomunikasi dengan baik dengan siapapun.

Sifat yang disebut sense reflection ini diaplikasikan Rasulullah SAW dalam lingkungan keluarga. Menurutnya, jika ingin pula menciptakan keluarga sakinah, mawadah, warahmah sepeti Rasulullah SAW, kita pun akan menjadi panutan dalam kelauarga dan masyarakat. Terangnya memaparkan.

Selasa, 12 Januari 2016

SINYALEMEN AMIRUL MUKMININ


Menghadapi pergantian waktu, ada baiknya kita camkan sinyalemen Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib r.a. ini: "Sesungguhnya suatu saat akan datang kepada Anda setelah saya, ketika tak ada yang lebih tersembunyi dari kebenaran, tak ada yang lebih nampak daripada kebatilan, dan tak ada yang lebih lumrah dari dusta terhadap Allah dan Rasul-Nya. Bagi manusia di masa itu, tak ada sesuatu yang lebih tak berharga selain Al-Qur'an yang dibaca sebagaimana seharusnya ia dibaca, tak ada sesuatu yang lebih berharga dari Al-Qur'an yang disalahtempatkan dari kedudukannya. Dan di kota-kota tak ada yang lebih dibenci dari kebajikan dan tak ada yang lebih disukai ketimbang kejahatan.

Para pemegang Kitab itu akan membuangnya dan para penghafal akan melupakannya. Di hari-hari itu Al-Qur'an dan umatnya akan terasing dan tercampak. Mereka akan menjadi sahaba-sahabat yang berkumpul di satu jalan tetapi tak seorang pun akan memberikan perlindungan kepada mereka. Akibatnya, di masa itu Al-Qur'an dan umatnya akan berada di antara manusia tetapi tidak termasuk kalangan mereka, akan berada pada mereka tetapi tidak bersama mereka karena kesesatan tak akan bersesuaian dengan petunjuk sekalipun mereka mungkin berada bersama-sama.

Manusia akan bersatu pada perpecahan dan oleh karena itu akan memutuskan diri dari umat, seakan-akan mereka adalah para pemimpin Al-Qur'an dan bukan Al-Qur'an pemimpin mereka. Tiada yang akan tertinggal pada mereka, kecuali namanya, dan mereka tak akan mengetahui apa-apa kecuali tulisan dan kata-katanya. Sebelum itu mereka akan menimpakan kesukaran pada orang berkebajikan, menamakan pandangan orang bajik mengenai Allah hujatan palsu dan menerapkan kepada orang-orang bajik hukuman orang jahat.

Orang-orang sebelum Anda berlalu karena perpanjangan hawa nafsu mereka dan lupa akan kematian mereka, hingga peristiwa yang dijanjikan itu menimpa mereka, yang dalih-dalihnya ditampik, taubat ditolak serta hukuman dan pembalasan ditimpakan."

Betapa bernasnya khutbah Sayyidina Ali r.a . ini. Bukankah sudah menjadi kenyataan di zaman kita kini? Barangkali patut untuk diingat-ingat sepanjang jalan di sisa usia kita ke depan, seuntai kalimat, "karena kesesatan tak akan bersesuaian dengan petunjuk, sekalipun mereka mungkin berada bersama-sama." Ya, bukankah ini maknanya adalah jangan pernah mencampuradukan antara yang bathil dan yang haq, meskipun dalam realitanya amatlah tipis beda di antara keduanya.

Senin, 11 Januari 2016

PANDAI BERTIMBANG


Dalam menyiasati kehidupan Imam Al-Ghazali memberikan untaian kata yang cukup populer, "Yang jauh itu waktu, yang dekat itu mati, yang besar itu nafsu, yang berat itu amanah, yang mudah itu berbuat dosa, yang panjang itu amal salih, yang indah itu saling memaafkan." Untaian hikmah sang imam itu agaknya memang pas untuk menegur hidup kita, sebagai insan yang digambarkan dalam Al-Qur'an surah Al-Ma'arij: 19 sebagai "manusia (yang) diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir", yang oleh karena itu kita membutuhkan dukungan dan ketahanan iman di dalam diri.

Manusia kerap abai bahwa apa yang dimiliki adalah menjadi miliknya, padahal di suatu saat nanti toh ia tak tahu lagi mana yang menjadi miliknya atau apa-apa yang menjadi kebanggaan-nya itu, ketika ia sama sekali tak memiliki daya dan upaya, selain sekedar diam terbujur kaku saat diselimuti kain kafan.

Maka karibkan diri ini dengan waktu, sadari ihwal kedekatan ajal, kendalikan dan jangan umbar hawa nafsu, ringankan diri untuk mengamalkan amanah yang diterima, persulit diri agar tak berdekat-dekat dengan dosa, jangan pernah berhenti beramal salih, dan hidupkan lingkungan dalam bangun kema'afan agar silaturahim terus terjaga. Hidup bukan dilakoni dengan penuh keluh-kesah dan kuburkan segala bentuk kekikiran. Inilah gambaran dari sebuah tradisi iman dan taqwa yang sejatinya melekat pada setiap diri, sebagaimana pesan Imam Al-Ghazali. Jangan sampai kita terlepas dari ikatan semacam ini yang dikatakan: sebagai orang yang merugi.

Mari songsong tahun yang baru dengan optimisme hidup dalam kepandaian kita untuk senantiasa memberatkan neraca kebajikan dan kema'rufan demi kemashlahatan diri dan sesama. InsyaAllah.

Minggu, 10 Januari 2016

NIKMAT YANG TERLUPAKAN


Peringatan Allah SWT berulang-ulang disebutkan dalam surah Ar-Rahman: "Maka nikmat dari-Ku yang mana lagikah yang kamu dustakan?" Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah SWT berfirman, "Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (ni'mat Allah)." (QS. Ibrahim: 34)

Dalam Tafsir Al Karimir Rahman, Syaikh As-Sa'di mengatakan, "Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu menghitungnya" maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. "Sungguh manusia benar-benar dzalim dan kufur". Itulah tabiat manusia di mana: (1) dia dzalim dengan melakukan maksiat, (2) kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan (3) kufur terhadap nikmat Allah SWT. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut."

Rasulullah SAW juga telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Nabi SAW bersabda, "Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang". (Muttafaqun'alaih)

Sabtu, 09 Januari 2016

SEMUT DAN PEDATI


Sekawanan semut berjalan menuju pedati yang sedang mangkal. Seekor semut berseru "Hai teman-teman, bagaimana kalau kita naiki roda pedati itu?" Semut yang lainnya menjawab, "Jangan, nanti kita akan terbawa dan jika dinaiki, akan celaka." Tapi rupanya semut yang pertama tetap saja memanjat roda pedati itu.

Setelah semut itu menaiki roda pedatinya, tiba-tiba roda pedati itu bergerak pelan. Di saat roda berputar dan semut itu beranjak ke atas, semut itu berseru kepada kawanan semut lainnya, "Hahaha.. kalian payah. Aku sudah berada di roda pedati. Dan aku akan berada di atas nantinya." Saat semut itu berada di atas, roda pedati pun berhenti. Semut itu pun semakin syur bahwa dia itu menjadi pemimpin dari semut lain. "Hei lihat, aku sekarang sudah berada di atas. Aku menjadi orang yang hebat. Kalian semua payah!"

Terlena dengan keberadaannya di atas roda pedati yang paling tinggi, semut itu tidak berhati-hati. Sejurus, roda pedati itu mulai bergerak lagi. Semut itu tidak bisa menjaga keseimbangan dirinya, lalu langsung terpelanting ke bawah terlindas oleh roda pedati.

Mirip seperti itulah kehidupan ini. Hidup kita tak ubahnya seperti semut-semut itu. Banyak dari kita yang dari semula merangkak kemudian naik menjadi seorang yang sukses. Tapi lalu terlena dengan kesuksesan, terlalu asyik berada di atas, menjadi seorang yang pongak dan tidak tanggap terhadap kemungkinan ancaman yang dihadapi. Seperti semut yang jatuh dari roda pedati dan tergilas, adalah sesuatu yang amat sangat mungkin dialami setiap orang. Asyik bermain di atas kekuasaan dan berlaku tiada amanah tapi malah sibuk mengejar komisi dan saham demi kekayaan, tunggulah: waktu akan menggilasmu!

Jumat, 08 Januari 2016

MENIMBANG WAKTU


Mengingat akan waktu dan rotasi atau pergantian yang terjadi di dalamnya merupakan sunnatullah dan menjadi fitrah bagi sarwa semesta alam. Hal itu sungguh telah dilestarikan di dalam Al-Qur'an yang mulia. Betapa manusia akan merugi tatkala ia abai terhadap waktu manakala tak menempatkan dirinya dalam nuansa keimanan dan amal salih, berada di atas jalan kebenaran, dan mampu mengendalikan diri dalam kerangka kesabaran. Ini menjadi pesan penting dari surah Al-'Ashr. Maka menjadi lumrah bagi kita yang senantiasa ingat akan pentingnya waktu, menjadikan momentum pergantian waktu sebagai alat untuk bertimbang diri.

Di sisi lain, menyadari bahwa bertambahnya tahun identik pula dengan berkurangnya usia yang tersisa di badan. Perhatikan ayat ini: "Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al-A'raaf: 34)

Waktu terus berotasi, musim berganti, romantika kehidupan pun berputar tak ubahnya roda pedati. Semua berjalan dengan alami dan lumrah. Ikuti saja fenomena itu. Tetapi yang patut dijaga adalah menyangkut tingkah laku yang berstandarkan nilai keimanan. Titik singgung inilah yang sejatinya menjadi perhatian serius kita.

Kamis, 07 Januari 2016

MENYELAMATI BAHAGIAMU



Lama tak mendapati kabarmu,
Aku harap dengan bersamanya kau jauh lebih baik.
Pada awalnya tentang kamu ku pandangi dengan menganga.
Tapi tidak sekarang.
Aku menaruh hormat pada dia yang sekarang menggantikan tugasku,
Dulu adalah bagianku menjagaimu,
Namun masa-ku sudah usai,
Biar lah dia memiliki posisiku yang pernah (benar) mencintaimu.
Aku harap dia bisa melakukannya lebih baik, atau paling tidak dia melakukan yang sama baik seperti aku, meski aku bukan yang terbaik.
Maka jangan sampai jatuh airmatamu,
Biar dia mengenalmu lebih dalam, melebihi aku.
Mencoba lah lebih giat untuk membuat dirimu lebih mencintainya lagi,
Meski apa mau dikata, membayangkannya bisa rusak perasaanku.
Jika ada sejuta ucap menyelamati bahagiamu,
Ingat lah bahagia tidak selamanya bahagia,
Disana kau akan di uji,
Belum pernah ku lihat indah sehina ini,
Dalam mencintaimu (dulu), aku seperti menakut-nakuti diriku sendiri,
Entah, kata-kata seperti ingin mengalir begitu saja menyelamati, ia seperti berbaris.
Entah, atau mungkin kata-kata terwujud sebab aku porak poranda,
Tapi bahagiaku melihatmu hendak bahagia seperti daun rapuh di musim gugur,
Berjatuhan yang menyakitkan.

AWAL MULA KECINTAAN TERHADAP DUNIA SASTRA


Bersastra itu bukan perkara singkat. Butuh waktu untuk itu semua.

Dulu, sekitar tahun 2010, saat aku memberanikan diri bersastra, aku memilih puisi sebagai output sastraku.

Selanjutnya, di medio 2011, seiring waktu, aku bosan dengan puisi. Artikel-artikel sastrapun kubuat, meski tak sebaik tulisanku yang sekarang. Karena tulisanku dulu masih dibumbui 'Alay Style' dalam font tulisannya.

Di 2011 juga, aku mendalami seni pemeranan, aku ingin menjadi aktor kala itu. Aku berkeinginan, setidaknya aku dapat mementaskan satu pertunjukan semasa putih abuku dulu. Dan semua itu bisa tercapai, tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali.

Ada yang udik ketika di SMA dulu, setiap kali ada tugas Drama, Puisi, Pidato, membuat Artikel, atau membuat Laporan, aku selalu bersemangat. Semangatku lebih karena aku dapat mengembangkan kreatifitasku melalui tugas itu. Namun, beberapa kali aku menemui hal-hal janggal. Dimana kebebasan berkreatifitasku diambil oleh hak seorang guru dalam menghakimi muridnya.

Bosan dengan itu semua, aku belajar membaca puisi. Sampai pada satu titik dimana aku mengetahui bahwa aku dapat membaca puisi dengan baik. Hal itu aku buktikan saat classmeeting terakhir di SMA. Saat itu aku berhasil menjadi juara untuk kategori Membaca Puisi dengan mengalahkan kompetitor-kompetitor ulung yang berhasil merengkuh banyak gelar juara ditingkat Kabupaten. Setidaknya ada kebanggaan dalam diriku karena mampu mengalahkan mereka. Puisi yang kubawakan berjudul 'AKU SAJA' gubahan Trieska Oktaverinda. Adik kelasku yang duduk di kelas X kala itu.

Sekarang, di tempatku berpijak, di senja yang tak mampu kulukiskan keindahannya. Aku kembali bersastra, tentu dalam dimensi yang berbeda.

Sekarang ini, aku memilih mematah-matahkan hatiku dulu, mencari pengalaman untuk kujadikan tulisan. Karena bagiku, tulisan itu ajaib, mampu menyobek-nyobek perasaan, lebih dari sekedar pisau. Dan yang paling penting, tulisan yang datangnya dari hati, akan sampai lagi kepada hati. Itulah alasan mengapa aku suka dengan kegiatan menulis, mengeja masa dalam hal paling sempurna.

Rabu, 06 Januari 2016

WAKTU DAN RAHASIA DI BIBIRMU


Suatu hari aku pernah mengirim selembar pelukan untukmu. aku menulis di lembar daun telingamu. tentang betapa gigihnya seorang lelaki waktu itu, untuk tetap bertahan mempertahankanmu. 

Kamu tentu masih ingat, atau barangkali benar kata ibuku, seorang yang mengkhianati hatimu tak akan ingat manisnya ciumanmu. ya, ibuku memang suka begitu, dia perempuan romantis, juga mistis. di kepalanya, setiap menjelang ramadhan aku selalu membakar menyan. tapi dari ibu aku belajar, perasaanmu sebatas agar-agar. kau pelupa. kau melupakan kita. 

Karena aku menyukai senja dan hujan, kau pun mengatakan menyukai hal yang demikian. namun waktu ternyata tak pernah bisa ditaklukan, akhirnya aku tahu, kau hanya sedang menjebakku dalam perasaan-perasaan rahasiamu.

#boycandra #sajak  
Foto milik: @kemikulz 

Source from Instagram