Sekawanan semut berjalan menuju pedati yang sedang mangkal. Seekor semut berseru "Hai teman-teman, bagaimana kalau kita naiki roda pedati itu?" Semut yang lainnya menjawab, "Jangan, nanti kita akan terbawa dan jika dinaiki, akan celaka." Tapi rupanya semut yang pertama tetap saja memanjat roda pedati itu.
Setelah semut itu menaiki roda pedatinya, tiba-tiba roda pedati itu bergerak pelan. Di saat roda berputar dan semut itu beranjak ke atas, semut itu berseru kepada kawanan semut lainnya, "Hahaha.. kalian payah. Aku sudah berada di roda pedati. Dan aku akan berada di atas nantinya." Saat semut itu berada di atas, roda pedati pun berhenti. Semut itu pun semakin syur bahwa dia itu menjadi pemimpin dari semut lain. "Hei lihat, aku sekarang sudah berada di atas. Aku menjadi orang yang hebat. Kalian semua payah!"
Terlena dengan keberadaannya di atas roda pedati yang paling tinggi, semut itu tidak berhati-hati. Sejurus, roda pedati itu mulai bergerak lagi. Semut itu tidak bisa menjaga keseimbangan dirinya, lalu langsung terpelanting ke bawah terlindas oleh roda pedati.
Mirip seperti itulah kehidupan ini. Hidup kita tak ubahnya seperti semut-semut itu. Banyak dari kita yang dari semula merangkak kemudian naik menjadi seorang yang sukses. Tapi lalu terlena dengan kesuksesan, terlalu asyik berada di atas, menjadi seorang yang pongak dan tidak tanggap terhadap kemungkinan ancaman yang dihadapi. Seperti semut yang jatuh dari roda pedati dan tergilas, adalah sesuatu yang amat sangat mungkin dialami setiap orang. Asyik bermain di atas kekuasaan dan berlaku tiada amanah tapi malah sibuk mengejar komisi dan saham demi kekayaan, tunggulah: waktu akan menggilasmu!
0 Comment:
Posting Komentar