Chrome Pointer

Minggu, 17 Januari 2016

RINDU KETELADANAN


Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kendati pun tidak memiliki nash secara khusus untuk konteks pelaksanaanny, akan tetapi bagi kita – kalangan besar kaum muslimin di Indonesia – menjadikan peringatan Maulid itu sebagai ajang syi’ar dan dakwah dengan memilih hari kelahiran Nabi SAW sebagi momentumnya.

Bahwa inti permasalahannya bukanlah di soal hari kelahiran itu, sebab yang namanya kelahiran seorang bayi adalah berada dalam fitrah yang sama, siapapun dia, sebagaimana penggalan hadits Nabi menyebutkan setiap (bayi) yang dilahirkan dari rahim ibunya adalah berada dalam keadaan yang fitrah/suci. Dan hari eklahiran itu tak lebih dari pertanda dimulainya sebuah fase hidup yang selanjutnya akan dia (masing-masing bayi) jalankan menapaki perjalanan panjang di lorong kehidupan duniawi dengan segala kemudahan dan kesulitannya.

Akan halnya maulid Nabi Muhammad SAW, yang diperingati bukanlah soal waktu yang menunjukkan kapan beliau dilahirkan, namun yang diperingati – yang jauh lebih penting dan mendasar – adalah pada sisi sosok Nabi dan konteks kenabiannya itu. Adapun tanggal 12 dan bulan Rabi’ul Awal hanyalah menunjukkan waktu yang “dipilih” sebagai momentum peringatannya. Itulah sebabnya sekitar bulan Rabi’ul Awal lazim pula mendapat sebutan sebagai “Bulan Maulid/Mulud”.

0 Comment: