Mengingat akan waktu dan rotasi atau pergantian yang terjadi di dalamnya merupakan sunnatullah dan menjadi fitrah bagi sarwa semesta alam. Hal itu sungguh telah dilestarikan di dalam Al-Qur'an yang mulia. Betapa manusia akan merugi tatkala ia abai terhadap waktu manakala tak menempatkan dirinya dalam nuansa keimanan dan amal salih, berada di atas jalan kebenaran, dan mampu mengendalikan diri dalam kerangka kesabaran. Ini menjadi pesan penting dari surah Al-'Ashr. Maka menjadi lumrah bagi kita yang senantiasa ingat akan pentingnya waktu, menjadikan momentum pergantian waktu sebagai alat untuk bertimbang diri.
Di sisi lain, menyadari bahwa bertambahnya tahun identik pula dengan berkurangnya usia yang tersisa di badan. Perhatikan ayat ini: "Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al-A'raaf: 34)
Waktu terus berotasi, musim berganti, romantika kehidupan pun berputar tak ubahnya roda pedati. Semua berjalan dengan alami dan lumrah. Ikuti saja fenomena itu. Tetapi yang patut dijaga adalah menyangkut tingkah laku yang berstandarkan nilai keimanan. Titik singgung inilah yang sejatinya menjadi perhatian serius kita.
0 Comment:
Posting Komentar