Apa kabar mu disana?
Jangan pernah tanyakan kabar ku, karna
semenjak kepergian mu aku tidak pernah baik baik saja. Aku selalu berjalan,
berjalan tanpa alas kaki, buat apa aku pake alas kaki kalau kau tak punya
alasan untuk kita melangkah lagi. Kemudian kubaca satu per satu kebahagianmu
kini bersamanya, mensyukuri sedikit senyum yang pernah ada. Cuaca yang bersaksi
akan berubah menjadi hujan deras yang mengalir di pipi, menikmati kecewa
bersanding sepi.
Sore ini aku ingin meminta maaf, bahwa
melupakanmu, aku belum bisa dan hatiku masih saja mengeja namamu sebagai
satu-satunya rasa. Sekarang senja hanya menyajikan rona derita, membiaskan
warna tanpa cerita. Terseret aku memendam lara pada kebisuan dengan air mata
bermekaran. Aku masih bisa, aku masih kuat mencintaimu walau sudah sangat jelas
yang kau pilih bukan aku. Bahkan dalam kesibukkanku masih saja merajut rindu dan
memintal doa untuk kau kenakan, menjagamu tetap hangat walau dari kejauhan.
Dengan sangat sadar dan mengerti, pelukannya lebih istimewa dan bukan sekedar
mimpi.
Sehat-sehatlah selalu di sana kamuku. Makan
teratur dan tersenyumlah untuk geliat manja di dalam perutmu. Rumahmu akan
dihinggapi malaikat, sambutlah dengan suka cita dan rayakan dengan meriahnya
doa. Bahagiakan dia seperti pasanganmu membahagiakanmu, ajari dia cara tertawa
seindah sungging senyumanmu. Kelak aku akan menghampiri dia, bercerita tentang
betapa susahnya aku mendapatkanmu. "Bersamamu, jatuh cinta adalah patah
hati paling sempurna".
KPT, 181215
0 Comment:
Posting Komentar