Chrome Pointer

Senin, 28 Desember 2015

KEKUATAN MEMAAFKAN


Sebagai makhluk sosial,kita hidup bersama dengan sesama dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pergesekan yang terkadang tidak bisa dihindarkan. Sering timbul rasa sakit hati, marah dan kecewa terhadap perlakuan buruk, perilaku, perbuatan atau perkataan yang tidak berkenan dalam interaksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mendapat kritik dari orang tua, dikhianati sahabat atau berselisih dengan pasangan terkadang bisa menimbulkan perasaan sakit hati yang terpendam lama menetap menimbulkan dendam kesumat dan beban untuk membalasnya kelak suatu hari nanti.

Menahan luapan kemarahan, rasa pahit kekecewaan juga dendam adalah hal yang berat. Anda akan menjadi orang yang paling dirugikan dan menderita ketika memutuskan untuk menahan rasa marah serta dendam. Memberi maaf, berdamai dengan diri sendiri lalu membiarkan rasa pahit memudar pergi akan lebih mudah untuk menyembuhkan sakit di hati. Memaafkan akan membuat anda mendapatkan kedamaian, harapan, rasa syukur dan bahagia. Sikap memberi maaf dan membiarkan semua kepahitan berlalu ternyata bermanfaat bagi kesehatan fisik, jiwa dan spiritual.

Apakah memaafkan atau memberi pengampunan itu?

Memaafkan adalah keputusan untuk melepaskan kebencian dan pikiran untuk membalas dendam.

Memaafkan terkadang tidak membuat orang lain berubah diri dan mengubah perilakunya. Keputusan untuk memaafkan lebih berfokus bagi diri kita sendiri. Pihak yang paling dirugikan ketika memendam kebencian, kemarahan dan rasa dendam adalah diri kita sendiri.

Ketika memutuskan untuk memaafkan, memberi pengampunan, maka artinya kita memberi kesempatan kepada diri kita untuk tidak menderita mengingat kepahitan dan beban pikiran untuk membalas dendam. Dengan memaafkan dan memberi pengampunan akan memberi kesempatan pada diri sendiri untuk fokus pada hal lain yang lebih positif bagi diri sendiri.
Memberi maaf dan pengampunan bukan berarti kelemahan membolehkan orang lain untuk melukai, juga bukan suatu hal yang berarti merendahkan diri sendiri atau membolehkan suatu perbuatan yang salah. Kita bisa memaafkan namun tanpa membiarkan suatu keburukan. Pebgampunan akan memberikan kedamaian yang membantu diri kita untuk terus berjalan menapaki tahapan kehidupan selanjutnya.

Kekuatan memaafkan

Penelitian ilmiah membuktikan bahwa memberi maaf dan pengampunan bermanfaat bagi kesehatan, karena:

1. Mengurangi stres
Ketika menyimpan amarah dan rasa dendam akan membuat tegangan pada otot-otot tubuh, peningkatan tekanan darah dan lebih berkeringat akibat peningkatan metabolisme tubuh.

2. Jantung lebih sehat
Penelitian menunjukkan ketika seseorang memaafkan sebuah pengkhianatan akan membuat tekanan darah, denyut jantung dan kerja jantung menjadi lebih baik sehingga jantung akan lebih sehat.

3. Tercipta relasi hubungan yang lebih kokoh
Seorang wanita yang pemaaf terhadap pasangannya akan lebih baik bersikap terhadap pasangannya sehingga mudah menyelesaikan konflik dengan efektif.

4. Mengurangi rasa nyeri/sakit
Penelitian pada penderita nyeri pinggang menunjukkan ketika penderita diajak untuk meditasi berfokus pada pengampunan membiarkan rasa marahnya menguap pergi menghasilkan lebih berkurang rasa sakit dan ketakutannya dibanding kelompok penderita yang hanya menerima pengobatan rutin. Efek selanjutnya akan membuat kita lebih jarang membutuhkan obat.

5. Lebih bahagia
Berdamai pada diri dengan memberi maaf dan pengampunan terhadap orang lain akan memberikan kebahagiaan terhadap diri sendiri. Penelitian menunjukkan ketika seseorang membicarakan tentang pengampunan selama sesi psikoterapi ternyata lebih cepat pulih daripada yang tidak.

Ditinjau dari kesehatan, memberi maaf dan pengampunan bermanfaat bagi penurunan gejala sakit, lebih jarang membutuhkan obat, kualitas tidur lebih baik, jarang merasa lelah dan keluhan sakit berkurang. Orang yang pemaaf juga lebih terlindungi dari gejala depresi, lebih kokoh kualitas spiritualitas, manajemen konflik lebih baik dan berkurang stres yang dialaminya.

http://duniasehat.net/

0 Comment: