Hidup yang dijalani selama hayat dikandung badan ini
sejatinya diakhiri dengan keuntungan. Kalau seseorang menghadap Allah dalam
keadaan impas, maka resiko bangkrut baginya di akhirat nanti sangatlah tinggi
karena orang yang membawa pahala banyak masih bisa terancam bangkrut, apalagi
impas. Oleh sebab itu hendaklah setiap diri berusaha untuk meninggalkan dan
menjauh dari zona titik impas dan sekalian menghindari kemungkinan bangkrut di
hari akhirat. Untuk meninggalkan zona impas dan menghindari pailit di akhirat
tidaklah begitu sulit, semua tergantung kepada kemauan keras pribadi
masing-masing untuk meningkatkan amalnya tidak hanya sekedar melepas kewajiban.
Umpamanya setelah shalat ditambah dengan zikir, puasa
ramadhan tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga perkaya
dengan amaliah lainnya sehingga dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan yang mengurangu
pahala puasa. Allah berfirman, “Adapun orang-orang yang berat timbangannya,
maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan.” (QS Al-Qaari’ah: 6-7)
Contoh diatas hamayalah salah satu contoh yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits nabi untuk memperberat timbangan amal,
yang InsyaAllah dapat membuat diri kita terhindar dari kebangkrutan di akhir
kehidupan. Sekecil apapun pahala dari suatu amal, walaupun sebesar atom, jika
dapat menambah berat timbangan pahala maka lakukanlah, karena janji Allah siapa
saja yang timbangan amal baiknya lebih
berat dari dosanya maka dia akan mendapatkan kehidupan yang memuaskan. Allah
akan menempatkan hamba-Nya di tempat yang sebaik-baiknya: al-jannah.
0 Comment:
Posting Komentar