Aku memiliki dua rasa yang berbeda. Menjadi
satu padu di dalam perut seorang manusia mahardika. Antara rasa lapar yang
menerjang dan rasa kantuk yang meradang. Menjadi satu padu silih berganti
menyeran. Andaikan bulan dan bintang merasakannya, mungkin inilah alasanku
kenapa malam ini jua aku belum tertidur lelap diselimuti malam yang syahdu. Aku
lapar tapi ngantuk atau mungkin aku ngantuk tapi lapar? Entahlah, aku tiada
tahu dan tiada mau tahu karena yang aku tahu dan yang akan aku lakukan sekarang
adalah aku harus makan dan setelah kenyang aku pasti terbaring letih dan
tertidur.
Semoga saja begitu. Kesinilah piring dan
sendok beserta nasi dan kawan-kawanmu, perkosalah mulutku yang sudah sangat
beringas ini, buatlah aku kekenyangan agar aku bisa terlelap tertidur di atas
ranjang yang sedang menunggu kini.
Beringasnya Ibukota, 161215
0 Comment:
Posting Komentar