Chrome Pointer

Jumat, 17 Juli 2015

KALEIDOSKOP SAY : "BERBAGI ITU INDAH"

Darul marhamah Lil Aytam



Artinya: sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara keua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Qs al Hujarat:10)

"Barang siapa membantu keperluan saudaranya maka Allah akan membantu keperluannya." (HR BUKHARI - MUSLIM)

Maka beranjak dari ayat inilah segenap panitia SAY 2015 yang diisi oleh semua anggota Divisi Agama, BESt, perwakilan Divisi-Divisi lain dan mahasiswa-mahasiswa lain yang turut berpartisipasi, mencoba untuk merealisasikannya melalui sebuah acara saling berbagi kepada anak-anak yang membutuhkan.

Setelah kami merencanakan semuanya dan alhamdulillah total dana terkumpul sebesar Rp 13.900.000,- dan acara telah dilaksanakan di Ponpes Darul Marhamah Lil Aytam yang bertempat di Ciapus, Bogor Selatan, pada hari minggu, 5 Juli 2015.

Hari itu, setelah semua persiapan rampung, kami berangkat sekitar pukul 01.50. Perjalanan kala itu cukup macet. Kami berangkat menggunakan banyak moda transportasi, ada 2 Angkot, 1 Mobil Avansa, dan kurang lebih ada 10 Motor yang ikut berpartisipasi dalam acara kali ini.

Kami tiba disana sekitar pukul 15.00, dan saat itu kami membawa semua barang dengan motor karena lokasi yang sulit dicapai oleh mobil.

Acara akan dimulai setelah sholat ashar, plus persiapan, jadi kira-kira pukul 16.00.


Berikut beberapa dokumentasi persiapan kami :

 
Agus - Rizky - Asep - Caang - Yamin

Agung - Ari


Kala itu, setelah sholat ashar aku berkenalan dengan salah satu anak. Ia bernama Habibi Munadil Iffat, usianya 10 tahun. Saat ditanya perihal asal muasalnya, ia hanya mengetahui bahwa ia berasal dari Jakarta dan ia tidak tahu Jakartanya dimana. Ia menuturkan bahwa ia sudah hampir 5 tahun disini. Ia tidak sendiri disini, ia bersama adiknya yang bernama abdan (9 tahun). Ia pun tidak ingat siapa yang membawa dirinya ke tempat ini. Saat itu, mataku mulai berkaca-kaca, hatiku bergetar, mereka tidak seberuntung kami. Untung saja saat itu disebelahku ada Suheri yang dengan gaya kocaknya nimbrung obrolan kami, sehingga airmataku dapat segera dihapus dan tidak menetes. Alhamdulillah.



 Baju Putih

Hampir semua anak-anak ditempat ini adalah penghafal Al-Qur'an, dan Habibi sendiri saat ditanya sudah hafal berapa juz, dia bilang baru dua. Subhanallah.

Setelah perbincangan itu, acara pun dimulai. Aku pergi ke spot lain untuk kembali mempersiapkan apa yang masih disiapkan. Ternyata kawan-kawan panitia yang lain sedang mempersiapkan konsumsi untuk berbuka dan mempersiapkan tempat untuk games. Aku berinisiatif membantu konsumsi dulu lalu kelapangan.






Saat games, aku yang sedang jongkok terkejut karena tiba-tiba dibelakangku ada anak kecil yang bergelayut. Meskipun terkejut, aku menyambutnya dengan senang hati. Pikirku, tak ada salahnya aku seperti ini, mungkin disini mereka kekurangan kasih sayang, tidak seperti kami waktu kecil. Saat itu tiba-tiba aku jadi teringat adikku Randi, jarang sekali aku bermain dengannya, tentu karena jarak dan kesibukan.

Saat itu teman-teman yang lain berkata bahwa aku sudah pantas menjadi seorang ayah karena kedekatanku dengan anak-anak itu. Wih, memangnya terlihat setua itu???

Anak itu bernama M. Muta'sim Billah. Ia berasal dari Tenggarong, Kalimantan Timur. Ia berusia 8 tahun. Seperti halnya Habibi dan Abdan, ia pun tidak pernah pulang ke kota asalnya. Kala itu, aku memutuskan untuk tidak bertanya lagi padanya. Aku memutuskan untuk memberikan energi-energi positif agar ia bisa menjadi lebih baik lagi.



Setelah games, kami mempersiapkan makanan untuk buka puasa bersama. Setelah itu kami sholat magrib dan makan makanan yang telah disediakan oleh salah satu Dosen yang ikut berpartisipasi. Terimakasih Pak. smile emotikon

Setelah sholat isya, kami bergegas pulang. Aku naik motor bersama Caang, yang lain ada yang naik angkot, avansa dan motor juga. Kami sampai dikampus sekitar pukul 20.10.

Kiranya perlu menjadi renungan kita semua bahwa masih banya yang lebih kurang beruntung daripada kita. Maka dari itu, kita harus pandai-pandai bersyukur.

Renungkan pula mengapa bangsa lain lebih maju dari bangsa kita? Boleh jadi karena mereka lebih produktif, lebih banyak memberi makna pada sesama, lebih banyak bersyukur dengan memanfaatkan apa yang dimiliki, lebih hemat dan tidak boros, lebih banyak menghargai hak oranglain, lebih banyak simpati dan empatinya serta lebih banya amal kebaikannya tanpa harus perlu disuruh.

Marilah kita mulai memperbaiki diri kita untuk menjadi lebih baik lagi karena sebaik-baiknya diri adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Aamiin.

Wallahualam Bissawab.

Berikut dokumentasi kegiatan ini :




0 Comment: