Created by: H. M. Fadhlan Ramadhan
Bismillahirrahmanirrahiim
Ada dua kekuatan yang jika mereka bersatu dalam membangun dan membina bangsa, maka negeri itu akan dimakmurkan dan diberkahi Allah. Sebaliknya, jika kedua kekuatan itu tidak seiring maka malapetaka dan bencanalah yang menimpa suatu negeri itu, ialah Umara (Penguasa) dan Ulama, demikianlah hadits Rasulullah SAW.
Umara, yaitu suatu kekuatan yang memegang kendali dan kebijaksanaan di dalam suatu negeri dari pembangunan lahiriyah. Ulama adalah suatu kekuatan yang membina sumber daya manusia dari sisi lahiriyah (ruh dan nilai agama). Sehingga terwujudlah cita-cita suatu pembangunan di dalam suatu negeri, jika kekuatan itu berdiri berdampingan mesra.
Kalau kita melihat sejarah, acapkali kita jumpai negeri yang tertimpa bencana, disebabkan antara lain: para penguasa (umara) tidak melibatkan para ulama ikut membangun negeri, bahkan tidak sedikit para ulama dimusuhi atau seruan-seruan kebijakannya tidak diindahkan oleh penguasa, karena dianggap para ulama itu mengganggu stabilitas kebijakan-kebijakan yang diwujudkan oleh umara/penguasa. Itulah hakikat sosok penguasa otoriter yang dzalim.
Boleh jadi kita temui pula dalam perjalanan sejarah pembangunan bangsa, para ulama begitu mesra dengan umara dalam melakukan pembangunan. Namun, negeri itu jauh dari keberkahan, disebabkan para ulamanya tidak menunjuk-kan perannya sebagai penegak keadilan dan kebenaran, bahkan terkesan ulama tersebut takut, sehingga tidak berani memberikan warna (sibghah) akan kebijakan-kebijakan yang dilahirkan oleh umara, meskipun telah nyata kebijakan itu merupakan kedzaliman.
0 Comment:
Posting Komentar