Assalamualaikum Mama.
Mama sehat? Mungkin karna masih tinggal serumah dengan mama, kalimat tanya itu tidak pernah keluar dari mulut ini. Merasa mama yang selalu terlihat oleh pandangan mata ini nampak sehat, ceria. Bahkan kalau mama cerewet, aku bisa memastikan bahwa itu adalah tanda mama sedang dalam keadaan sehat. Padahal, harusnya aku sadar, mungkin mama sedang menyembunyikan lelah di wajah sumringah mama, mama sedang mengalihkan rasa sakit ketika mulut tak berhenti berucap hanya karna aku malas bersih-bersih rumah.
Mama,
Terima kasih karena selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk aku.Terima kasih selalu menjadikan aku prioritasmu. Terima kasih selalu bekerja keras demi membahagiakanku. Terima kasih karena setiap keringat dan kerja keras mama, aku bisa menjadi aku yang sekarang. Terima kasih mah, selalu ada untuk aku. Terima kasih atas segala kasih sayang yang dicurahkan. Terima kasih untuk cinta yang tulus. Terima kasih telah melahirkanku. Terima kasih untuk tetap menyayangiku disaat aku melukai perasaanmu.
Mama,
Maaf ya mah, aku belum bisa jadi anak yang mama banggakan, yang bisa membahagiakan mama. Aku masih jadi anak yang menjengkelkan, membuat mama marah. Bahkan sikapku banyak yang melukai hati mama. Maaf ya mah. Bahkan setelah sakitnya mama melahirkan, masih ada sakit karena sikap aku yang harus mama rasakan bertahun-tahun.
Maaf ya mah, kadang aku terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sendiri dan kemudian melupakan mama. Kadang aku tidak mendahulukan kepentingan mama diatas kepentinganku. Kadang aku suka menggerutu ketika mama mencoba menasihatiku untuk kebaikanku. Maaf mah, aku terkadang lupa bahwa mama tidak lagi muda. Aku terkadang lupa bahwa mama lebih mudah kelelahan dibandingkan aku.
Entahlah akan sebanjir apa nanti airmata ini tumpah ketika aku bersimpuh di kakimu, memohon izin pamit, untuk mengimami seorang istri mengarungi hidup. Karena mencoba menulis surat ini saja, aku tak mampu menahan jatuhnya airmata. Bagaimana nanti?
Mama,
Aku mohon doa mama, semoga perempuan yang aku pilih nanti dapat menyayangiku setulus dan sebesar sayang mama. Dapat menggantikan peran mama dalam membimbing aku kedalam kebaikan, ini bukan berarti aku ingin menggantikan mama, mama tetaplah mama. Rasanya membayangkan akan hidup berpisah dengan mama kelak, membuat hati ini bergetar, membuat mata ini basah. Akankah aku menjadi seorang suami yang hebat tanpa mama? akankah aku bisa menjadi orangtua sebaik mama?
Mama,
Mama harus selalu sehat ya, janji. Mama harus ada waktu nanti aku akan menjadi Ayah, mama harus jadi yang pertama lihat setelah aku, bagaimana cucu mama berjalan untuk pertama kalinya. Mama harus jadi orang yang pertama melihat setelah aku, bagaimana cucu mama beranjak dewasa. Jadi janji ya mah, mama tetap ada untuk aku.
I love you until my last breath.
0 Comment:
Posting Komentar