Rembulan-Nya masih menyentuh, menyentuh
ke tempat rindu yang paling teduh, dimana aku berdiri mengakarkan kaki pada
rembulan yang setiap semburat cahyanya adalah kenangan. Kemudian dedaunan di
bawahnya memeluk angina-angin yang selalu menyisir pelipis mata dari tangis
sementara. Rembulan bertunangan dengan tenang, lebih tenang dari kunang-kunang.
Cahayanya masih remang di kaki rembulan, kurengkuh penuh rindu yang betapa
agung dari rembulan-Mu.
Sukasari, 191215
0 Comment:
Posting Komentar