Chrome Pointer

Minggu, 06 Desember 2015

BIASAKAN BERUZLAH



Ada hadits Rasulullah SAW, “Allah tiad melihat bentuk tubuh dan harta-benda kalian, namun sesungguhnya Allah melihat hati kalian,” (HR Muslim)

Hati berkorelasi terhadap kesalihan. Kesalihan itu tiada berdiri sendiri, ia haruslah digandeng dengan kekhusyukan si pemilik qalbu untuk memenuhi kewajiban ubudiyah yang diperintahkan kepadanya. Karena menjalankan ibadah dengan khusyuk akan semakin merundukkan hati kita.

Latih dan kendalikanlah nafsu itu melalui medium mengasingkan diri (uzlah), diam tak berbicara, bangun di malam hari, dan membiasakan lapar. Ini merupakan ‘rukun” riyadhah pada bulan Ramadhan tetapi menjadi baik jika dikerjakan di bulan lainnya. Beribadah dengan khusyuk dan teratur. Pada saat berkonsentrasi itu pula kita merenungkan diri, menilai tingkah laku kita. Beruzlah atau khalwat dengan mengasingkan diri dari keramaian ataupun hiruk-pikuk hidup keseharian agaknya memang perlu dilakukan.

Disaat itulah kita berkonsentrasi penuh merenungi nasib dan menilai perangai yang telah kita kerjakan, yang mungkin berkesalahan dari norma-norma agama, keimanan.

Uzlah biasanya mampu menghadirkan diri seakan-akan begitu dekat dengan Al-Khaliq. Di situlah kita mengadu dan melapor kepada Allah Ta’ala tentang kelemahan-kelemahan dan kekurangan diri, seraya meminta ampunan-Nya.

Ciptakan keintiman dengan berzikrullah yang dapat menguasai nafsu, menggantikan keintiman dengan dunia dan syahwat. Mulanya memang sulit tetapi pada akhirnya akan membuahkan kenikmatan.

Lembar Risalah
An-Natijah
Created by: M. Atik Asy’arie
4 Rabiul Akhir 1434 H / 15 Februari 2013

0 Comment: